Fubbie - Maksimalkan Perkembangan Otak Anak dengan Olahraga

Maksimalkan Perkembangan Otak Anak dengan Olahraga

Kita semua tahu kurangnya olahraga membuat anak-anak berisiko mengalami masalah yang juga dialami oleh orang dewasa, seperti obesitas dan diabetes. Nah, baru-baru ini ada penelitian yang menghubungkan olahraga dengan perkembangan kognitif dan prestasi anak di sekolah.

Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan di Monographs of Society for Research in Child Development, ternyata aktivitas fisik memberi kebutuhan otak anak. Anak-anak yang aktif di kelas dan melakukan olahraga memiliki volume otak yang lebih besar.

"Hal ini terkait dengan fungsi memori dan pemikiran, seperti perilaku dan pengambilan keputusan. Anak-anak yang aktif juga tampak memiliki konsentrasi yang lebih baik dan rentang perhatian yang lebih panjang, yang membantu mereka tetap fokus untuk menyelesaikan tugas," lapor Charles H Hillman sang peneliti.

Kata Charles, tak hanya untuk anak normal tapi hasil penelitian ini juga bisa diaplikasikan pada anak-anak dengan kebutuhan khusus juga. Aktivitas fisik atau olahraga dapat memberi manfaat bagi anak-anak dengan ADHD atau hiperaktif atau bisa juga anak dengan autisme.

The Physical Activity Guidelines for Americans juga merekomendasikan anak untuk olahraga selama 60 menit dan setidaknya dilakukan lima hari setiap minggu. Namun, ditambah dengan tuntutan pekerjaan sekolah dan pekerjaan rumah, olahraga ini akan sulit dilakukan tanpa bantuan Bunda dan Ayah.

Oleh karena itu, jangan lupa untuk bekerja sama dengan anak untuk menemukan jenis aktivitas yang paling dia sukai ya, Bun. Misalnya saja bergabung dengan klub renang atau tim olahraga lain. Bisa juga aktivitas yang lebih santai seperti bersepeda, lompat tali, atau sekadar bersenang-senang di taman dekat rumah bersama teman-teman sebelum memulai pekerjaan rumah.

Nggak bisa dikatakan cukup bahwa anak-anak meniru perilaku orang tua mereka. Jika mereka melihat kita bersenang-senang dengan olahra, maka anak juga akan cenderung menjadikan olahraga sebagai kebiasaan gaya hidupnya. Oleh karena itu perlu ditanamkan dalam pikiran, kalau kita berolahraga bukan cuma untuk anak, tapi untuk diri sendiri. (aci/vit)

Comments